(VIDEO): Padah!! Gadis Buat S*ks Luar Tabii
9 Pelakon Malaysia Yang Pernah Menayangkan Tubuh Bogel Dalam Filem
31 Gambar Perkara Pelik Yang Dilakukan Oleh Wanita Barat
Sungguh miris. Banyak gadis ABG (Anak Baru Gede) di Subang, Jawa Barat, menjalani profesi sebagai gadis penghibur rumahan. Di tengah himpitan kemiskinan dan pendidikan yang rendah, mereka terpaksa terjun ke dunia hitam.
Yang lebih memprihatinkan, praktik gadis penghibur rumahan itu banyak melibatkan gadis di bawah umur. Beberapa dari gadis usia belasan tahun itu bahkan rela menukarkan keperawannya dengan sepeda motor.
Seperti yang dilakukan Yona (bukan nama sebenarnya), warga sebuah desa di Cipunagara, Kabupaten Subang. Pada usianya yang masih belia, 16 tahun, siswi kelas XI sebuah sekolah menengah atas (SMA) di Subang ini sudah terbiasa menemani laki-laki hidung belang yang datang ke kampungnya.
Dikutip Kompas dari Warta Kota, Yona adalah salah satu primadona karena wajahnya yang cantik, berkulit putih dan masih muda.
“Setiap tamu yang saya kenalkan Yona, hampir tidak ada yang menolak. Yona ini masih muda. Dia memang belum lama menjalani profesi gadis penghibur,” kata MU (42), seorang makelar atau broker yang menjadi perantara gadis penghibur rumahan di Desa Cipunagara.
Sebagai gadis penghibur rumahan pendatang baru, sepintas gadis yang menyebut dirinya dengan panggilan “Neng” itu memang terlihat malu-malu.
Berapa tarif Yona sekali menemani tamu?
“Kalau Neng tidak pernah mematok tarif mahal. Biasanya, sekitar Rp 300.000 sekali kencan,” katanya.
Kencan biasanya di rumah seorang makelar yang biasa disebut “rumah kafe” atau di rumah Yona sendiri.
“Kalau boleh milih sih mendingan kencannya di kafe. Kalau di rumah, Neng masih suka malu sama bapak dan ibu. Tapi, sebenarnya mereka juga nggak apa-apa karena tetangga-tetangga juga begitu. Di sini memang sudah biasa,” ungkap Yona.
Yona mulai menjalani profesi sebagai gadis penghibur sekitar setahun terakhir. Dia juga tidak terlalu selektif memilih tamu.
“Kadang risih juga kalau dapat tamu yang sudah tua. Tapi namanya juga kerja. Yang penting mah duit. Tamu tua atau muda tidak penting lagi,” ujarnya.
. Bagi Yona, menjadi gadis penghibur sebenarnya mimpi buruk. Tetapi apa daya, keinginannya untuk bisa hidup senang dengan berlimpah uang telah menariknya dengan kuat untuk menjadi gadis penghibur.
Apalagi sejak beberapa tahun terakhir kehidupan ekonomi keluarganya memburuk. Sejak ayahnya tidak lagi menjadi tukang ojek dan ibunya tidak menjadi buruh tani, Yona jarang mendapatkan uang jajan.
“Tidak ada yang memaksa. Neng begini atas inisiatif sendiri. Teman-teman Neng malah sudah sejak SMP. Mereka pada senang hidupnya. Uangnya banyak. Bisa beli motor sendiri,” tuturnya.
Pada suatu waktu, Yona mengutarakan niatnya itu kepada sang kakak kandungnya yang juga berprofesi menjadi calo gadis penghibur bagi para laki-laki yang datang ke desanya. Kakaknya sempat menanyakan keseriusan dan kesiapannya menjadi gadis penghibur.
“Tapi akhirnya kakak Neng setuju. Waktu itu orangtua belum tahu.”
Dari hasil diskusi Yona dengan sang kakak, keduanya bersepakat untuk menjual kegadisannya. Tidak butuh waktu lama bagi Yona untuk menemukan seseorang yang akan memberi uang lumayan besar.
“Waktu itu ada orang yang berani membayar mahal. Kencan pertama Neng dibayar dengan Honda Beat,” ungkapnya.
Sejak saat itu, Yona menjadi pendatang baru sebagai gadis penghibur di desanya. Pada bulan-bulan pertama, Yona menjadi rebutan para makelar untuk ditawarkan ke langganan masing-masing.
Yona sampai kewalahan karena setiap hari terkadang ia mendapatkan dua sampai tiga pesanan dari tamu. Pundi-pundi uang Yona pun semakin bertambah. Dalam waktu singkat, dia sudah bisa memperbaiki rumah orangtuanya menjadi lebih mentereng.
Sebenarnya, Yona pernah mencoba peruntungan ke Jakarta. Kebetulan, kakak perempuan Yona bekerja menjadi pemandu lagu (PL) di kawasan Kota, Jakarta Barat. Tetapi, baru beberapa hari di sana, Yona tidak betah.
“Kalau di tempat resmi banyak aturannya. Terus kelihatannya saja tarifnya mahal. Padahal, nanti dapatnya sedikit karena dipotong macam-macam. Pokoknya Neng enggak kerasan di sana. Mendingan di kampung, malah bisa dapat lebih banyak (uang). Paling cuma ngasih calo saja Rp 50.000. Selebihnya buat sendiri.”
baca selanjutnya DISINI...
ARTIKEL MENARIK:
0 Komentar untuk "Gempar!! Pengakuan Berani Gadis ABG Yang Rela Tukar Keperawanan Dengan Motor??"